Tentang Guru

Hari ini, tanggal 25 November, bangsa kita memperingatinya sebagai hari guru. Hari yang seyogianya hari yang spesial, dimana kita menghargai jasa-jasa para guru kita, yang telah mendedikasikan hidupnya untuk membimbing putra-putri bangsa ini untuk menjadi pribadi yang intelek, pintar dan berakhlak mulia.

Tulisan ini hanyalah review apa yang saya ketahui tentang seluk beluk dunia pendidikan di Indonesia, yang tentu saja bersentuhan dengan ‘guru’.

Guru-guru negeri ini ‘pernah’ berjaya di masa lalu, setidaknya dari lembaran sejarah masa lalu dimana bangsa Indonesia mengekspor ‘guru-guru’ bangsa ke negara tetangga, Malaysia, untuk mendidik mereka bagaimana membangun sistem pendidikan bagi mereka. Sekarang? mungkin kita sudah tertinggal. Yang jelas, saya pikir bukan pribadi gurunya yang salah, tapi sistem manajemen pendidikan di negara kita lah yang patut dipertanyakan.

Guru-guru di negeri ini pernah ‘terpinggirkan’ jika dilihat dari pendapatan yang mereka raih dari gaji sebagai pegawai negeri, dibandingkan dengan pegawai negeri lainnya yang tidak berprofesi sebagai guru. Terdapat banyak kesenjangan, dalam hal tunjangan dan lain sebagainya. Mungkin ini pula yang menyebabkan kualitas belajar-mengajar menjadi menurun. Pikiran mereka bercabang antara memikirkan proses pembelajaran dengan menjaga ekonomi keluarga. Sekarang? guru boleh berbangga, setidaknya tunjangan yang didapat dari program sertifikasi guru bolehlah menjadi batu loncatan untuk mensejajarkan pendapatan mereka dengan profesi lainnya. Saya harap, sertifikasi ini bisa juga mendongkrak kualitas pendidikan di negeri ini.

Diluar itu semua, kita juga patut berbangga dengan raihan prestasi yang diperoleh anak-anak Indonesia dalam lomba bertaraf internasional. Hampir setiap tahun, saya membaca di berbagai media, ada saja anak Indonesia yang meraih prestasi membanggakan di ajang olimpiade sains dan sejenisnya. Hal ini menjadi bukti bahwa kualitas guru kita masih tinggi, buktinya anak-anak Indonesia mampu berbuat banyak di ajang perlombaan Internasional.

Saya bangga dengan teman-teman yang memutuskan untuk menjadi guru. Saya juga bangga saya lahir di keluarga yang didominasi oleh guru. Saya buka seorang guru, namun ibu saya, kakak saya, sepupu, paman, bibi, dan uwa saya adalah seorang guru. Hanya saya yang tidak menjadi guru, mungkin saya ingin meneruskan perjuangan ayah saya yang berkarier di kantor pemerintahan.

Selamat hari guru, salam hormat untuk guru-guru terbaik saya, baik di pendidikan formal, maupun guru kehidupan saya, …termasuk teman-teman semua.

Salam Hormat,

OSG

 

 

Ofi Gumelar

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *