Infrastructure for Gowes? Lesson Learned from Miyazaki
Diberi kesempatan untuk berpetualang di negeri orang memang mengasyikkan. Untuk orang yang senang mempelajari segala sesuatu seperti saya (cieee…); ini seperti ruang yang sangat luas. Segala sesuatunya seperti hal baru yang mendorong kita untuk terus mempelajari segalanya.
Kali ini saya ingin bercerita sedikit soal infrastruktur sepeda di Miyazaki, jepang. Cekidottttt:
Berhubung saya suka bersepeda, tentu saya juga harus memperhatikan segala hal terkait dengan aktifitas sepeda di sini. Sudah bukan rahasia lagi jika Jepang adalah salah satu negara dengan infrastruktur jalan yang bagus, termasuk jaringan sepedanya. Sepeda sudah menjadi bagian dari transportasi harian masyarakat Jepang, baik itu orang tua maupun anak mudanya. Semuanya menggunakan sepeda.
Infrastruktur jalan yang ada memang sangat memanjakan para pejalan kaki dan pengguna sepeda. Betapa tidak, bagi para pejalan kaki dan pesepeda diberikan jalur khusus yang sangat aman dan nyaman untuk dilalui. Jika diperhatikan dengan teori mengenai jenis-jenis jaringan jalan untuk pesepeda, boleh dibilang jaringan jalan disini termasuk tipe B (sesuai pedoman perencanaan fasilitas jalur dan lajur sepeda-Pusjatan PU). Artinya bike line (jalur sepeda) sudah terpisah dari jalur kendaraan bermotor.
Sebagai perbandingan, berikut ini saya perlihatkan salah satu teori mengenai tipe jalan untuk jalur sepeda yang saya dapatkan dari Balai Penelitian Jalan dan Jembatan, Kementerian Pekerjaan Umum; serta ‘penampakan’ yang saya lihat di Miyazaki, Jepang.
Nah, berikut ini adalah foto yang saya jepret ketika berkeliling di sekitar lokasi Kampus University of Miyazaki :
BIsa dilihatkan betapa jaringan jalannya benar-benar bikeable dan walkable banget. Tidak heran bila tingkat penggunaan sepeda di sini sangat tinggi. Memang syarat mutlak untuk mendorong masyarakat bersepeda adalah dengan memberikan jaminan keamanan dan keselamatan bagi para pengguna kendaraan tidak bermotor (non-motorized mode) baik itu pejalan kaki maupun pesepeda.
Sekarang, kita lihat teori yang berikutnya :
Nah, berikut ini saya perlihatkan gambar kondisi persimpangan jalan di Miyazaki sebagai bahan perbandingan dari teori diatas;
Bagaimana? sama kan?…begitu melihat kondisi seperti ini, saya langsung berkhayal, seandainya saja kondisi di kota-kota di Indonesia seperti ini, saya yakin masyarakat akan tertarik untuk menggunakan sepeda sebagai alat transportasi mereka.
Meminjam judul artikelnya John Pucher dan Lewis Dijkstra, bolehlah saya katakan bahwa kondisi infrastruktur jalan yang ada di sini benar-benar “making walking and cycling safer”.
Sekian dulu dari saya, next time saya akan ceritakan pengalaman saya bergowes ria di kota Miyazaki ini.
Salam Gowes
Ofi S, Gumelar