Mantra Pak Besar
Namaku Lexi. Setidaknya begitu orang-orang memanggilku. Aku bekerja pada orang penting, sebut saja namanya Pak Besar. Pakaiannya perlente, wangi parfum selalu menempel dibadannya, dan barang-barang mewah selalu jadi asesorisnya. Orang-orang yang berhubungan dengannya selalu memanggil Pak Besar dengan sebutan “Bos”. Kerjaannya bertemu dengan orang-orang penting. Mulai dari pengusaha, pejabat pemerintahan, sampai preman-preman berjas hitam bergaya Yakuza.
Tugasku adalah mengikuti kemana pun Pak Besar pergi. Mengantarnya menemui orang-orang yang disebutnya klien. Bisa jadi aku adalah salah satu asesoris Pak Besar karena selalu menyertai beliau ke mana pun dia pergi.
Kelamaan bekerja pada Pak Besar membuatku bisa mengukur seberapa penting orang-orang yang berhubungan dengannya. Kalau sekira urusannya sangat penting, ia akan bertemu dengan kliennya di gedung-gedung mewah, dan aku tak pernah diajaknya ikut, aku cukup mengantar sampai depan gedung. Jika levelnya biasa-biasa saja, ia akan mengajak kliennya ngobrol sambil menyusuri jalanan kota denganku.
Atau mungkin sebaliknya? Entahlah. Menurutku sih kalau aku boleh menguping pembicaraan Pak Besar dengan kliennya, berarti itu urusannya cemen. Kalau maha penting, Pak Besar akan bermain rahasia denganku.
Jangan tanya bisnis Pak Besar itu apa. Aku sendiri tak begitu mengerti apa sih bisnis yang digelutinya. Peduli amat, bagiku yang penting kerja, kerja, kerja. Titik!
Yang paling kusuka dari Pak Besar adalah ketenangannya. Pernah suatu kali dalam perjalanan kami keliling kota dengan salah satu klien, si klien tampak resah. Ia terus menerus nyerocos tanpa henti. Pak Besar hanya tersenyum kecil menanggapinya.
“Bos, saya khawatir proyek ini akan menjadi sorotan publik. Apa ini aman?” curhat si klien. Dengan tenang, Pak Besar hanya menjawab pelan, “Tenang, semua baik-baik saja.”
Semua baik-baik saja. Ini serupa mantera yang selalu diucapkan Pak Besar pada setiap kliennya. Entah sudah berapa kali kata ini ia ucapkan. Aku selalu mendengarnya diucapkan pada setiap pertemuan dengan kliennya. Ajaibnya, setiap kali mantera itu diucapkan, mantera ini selalu membawa efek menenangkan pada sang klien.
Entah karena kebetulan atau memang suka, lagu favorit Pak Besar adalah lagunya duo Ratu, Baik-Baik Saja. Ia kerap menyuruhku memutar lagu ini di perjalanan. Sesekali ia bersenandung lirih dengan mata terpejam, seolah begitu meresapi lagu ini.
Keseringan memutar dan mendengar lagu ini membuatku hapal liriknya. Tapi please, jangan suruh aku ikutan ajang kompetisi menyanyi idol-idol itu. big no, … suaraku cempreng.
Terkadang disela-sela mendengar lagu duo Ratu tersebut, ia berucap pada dirinya sendiri, Semua baik-baik saja … semua baik-baik saja.
Rupanya mantera ini bukan hanya berlaku untuk kliennya. Ini juga jadi afirmasi baginya. Begitulah Pak Besar, bagiku ia seperti orang sakti yang bisa menyihir dirinya maupun orang lain yang berhubungan dengannya.