Menikmati Sajian Erekocha Festival di Miyazaki
Jika dibandingkan dengan kota-kota lain di Jepang, Miyazaki mungkin kalah populer. Berani taruhan, anda mungkin lebih familiar dengan Tokyo, Kyoto, atau Osaka dibandingkan dengan Miyazaki. Miyazaki memang bukan kota besar dibanding tiga kota tersebut. Demikian pula jika bicara soal tempat wisatanya. Kota Miyazaki hanya memiliki beberapa spot wisata, sebut saja Pantai Aoshima atau Nichinan. Well, bisa saya tebak, kedua tempat wisata itu pun pasti anda tidak begitu kenal kan?
Tapi jangan salah, lazimnya kota-kota di Jepang, setiap kota biasanya memiliki acara Matsuri atau festival tematik yang rutin digelar tiap tahunnya. Demikian pula dengan Miyazaki. Jadi, boleh dibilang mungkin ini salah satu acara yang layak dijadikan agenda berwisata di kota ini.
Salah satu festival yang baru saja digelar di kota ini adalah Erekocha Festival. Ini adalah festival musim panas, dimana acara yang digelar berupa parade tari tradisional disepanjang jalan utama kota Miyazaki, Tachibana Dori street. Pesertanya berasal dari beberapa group yang terdiri dari komunitas masyarakat, kantor pemerintahan, perusahaan, sekolah dan universitas, dan masih banyak lagi lainnya. Intinya siapa pun bisa bergabung di acara ini.
Teknisnya sendiri kurang lebih para peserta akan menari berdasarkan lagu yang diputar dari panggung utama dan diberi aba-aba oleh satu orang pengarah dari panggung utama. Ternyata disepanjang jalur Tachibana ini telah dilengkapi fasilitas pengeras suara di beberapa spot, sehingga kelompok peserta yang masih jauh dari panggung utama masih bisa mendengarkan musik yang diputar ataupun aba-aba yang diberikan. Kerenn
Kami, mahasiswa asing, juga ditawari oleh pihak universitas (University of Miyazaki) untuk ikut terlibat. Tapi saya lebih senang jadi penonton aja, soalnya saya ingin melihat juga performance dari kelompok lain,…yaa siapa tahu ada yang penampilannya unik.
Acaranya sendiri dilaksanakan mulai pukul 4 sore sampai 9 malam. Khusus hari itu, Jalan Tachibana Dori ditutup untuk lalu lintas sejak pagi, karena banyak hal yang harus dipersiapkan untuk mendukung acara ini.
Saya sendiri datang sejak jam 2 siang, siap-siap saja cari spot yang bagus untuk menonton parade, dan juga bisa menikmati bagaimana suasana persiapan sebelum acara dimulai. Ketika sampai di lokasi, tampak para peserta sudah sibuk dengan berbagai atributnya, sempat juga saya bertemu dengan rekan-rekan anak Indonesia atau mahasiswa lain yang mengikuti erekocha festival ini.
www2.delta-search.com/?babsrc=NT_ss_SU&mntrId=1A6D26FD529399F7&affID=123621&tt=010913_13&tsp=4994
Pesertanya sendiri terdiri dari berbagai kalangan, baik itu anak-anak sampai kakek nenek semua ikut berpartisipasi. Asyik juga melihat antusias mereka memeriahkan acara ini.
Tepat pukul 4 sore (siang?) acara pun dimulai, parade penari dari berbagai kelompok mulai bergerak diiringi lagu yang diputar dari panggung utama.
Mungkin yang paling menarik bukan melihat bagaimana tarian masing-masing kelompok, karena jenis tariannya pun semua kelompok hampir sama, jadi terkesan monoton. Bagi saya yang menarik adalah berbagai macam kostum yang dikenakan masing-masing kelompok. Selain memakai Kimono, yukata ataupun pakaian tradisional Jepang lainnya, ada juga kelompok yang memakai kostum superhero khas jepang,..sejenis cosplay gituh.
Sempat bertanya juga, apa mereka gak haus panas-panasan di tengah terik musim panas berparade? well ternyata ada panitia yang setiap berapa meter menyediakan minuman. Jadi begitu musik berhenti (selalua ada jeda setiap 5-10 menit) peserta bisa mengambil gratis minuman yang disediakan.
Parade sendiri dilaksanakan selama 2 jam, begitu jam 6 tiba, acara pun berganti. Saatnya kompetisi dance dan pesta kuliner. Di beberapa spot panggung kecil diadakan kompetisi dance, sementara di pinggir jalan sepanjang tachibana dori, disediakan tenda makanan. Hmm, jadi inget braga culinary night ini,…mirip-mirip laah
Sampai malam menjelang, kemeriahan makin terasa. Banyak warga masyarakat yang turun ke jalan menikmati suasana festival. Ternyata sama saja yaa dengan di Indonesia, karakternya sama-sama masyarakat kota yang membutuhkan hiburan.
Asyiknya lagi, meskipun banyak warga yang menikmati makanan yang disajikan, hampir dipastikan tidak ada sampah berserakan. Mereka sudah sangat tertib dalam menjaga kebersihan kotanya. Selain kesadaran sendiri, rupanya ada panitia yang juga disiapkan untuk mengurus soal sampah ini,…kayaknya kalo warganya sendiri sudah sangat sadar, tentu petugas kebersihan kerjanya pun jadi lebih ringan yaaa…
Tepat pukul 9 malam, acara pun selesai diselenggarakan. Saya pun harus segera kembali pulang,…wahh melihat penampilan pesertanya, saya jadi tertarik juga untuk ikut terlibat,..hmmm mungkin tahun depan atau entah kapan,..semoga.