Selamat Bekerja Pemimpin Baru Purwakarta

Tepat hari ini, Purwakarta memiliki pemimpin baru untuk 5 tahun ke depan. Ya, sebagai produk pemilihan serentak 2018 lalu, Anne Ratna Mustika dan H. Aming dilantik oleh Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil sebagai Bupati dan Wakil Bupati Purwakarta untuk periode 2018-2022.
Anne dan Aming dilantik bersama dengan Bupati/Walikota beserta wakilnya dari daerah lain di Jawa Barat. Sebut saja, Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bandung, Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bekasi, Wali Kota dan Wakil Wali Kota Sukabumi, Bupati dan Wakil Bupati Bandung Barat, dan Bupati serta Wakil Bupati Sumedang.
Pasangan Bupati dan Wakil Bupati Purwakarta yang meraih suara 44 persen pada pemilu serentak lalu ini boleh dibilang orang baru tapi muka lama. Ya, keduanya punya keterkaitan dengan Bupati Purwakarta sebelumnya, Dedi Mulyadi. Anne adalah istri dari Kang Dedi, sementara H. Aming adalah pengusaha yang dikenal dekat dengan kang Dedi. Selama dua periode kepemimpinan Dedi, H. Aming kerap kebagian tugas mengerjakan beberapa proyek infrastruktur yang banyak digenjot Dedi.

Posisi orang baru muka lama boleh dibilang membawa konsekuensi positif dan negatif. Positifnya, mereka bisa meneruskan trend positif pembangunan yang ‘sangat terlihat’ dampaknya bagi masyarakat Purwakarta. Model pembangunan yang berpihak kepada kepentingan masyarakat, yang membuat Purwakarta menjadi menggeliat terlihat bersolek, semoga saja terus berlanjut. Suka atau tidak mereka membawa pola-pola pemerintahan yang saya pikir gak bakal jauh dari pendahulunya.
Negatifnya? Setidaknya bayang-bayang Dedi akan terus menempel pada mereka. Kalau mereka sukses meneruskan branding ‘Purwakarta Istimewa’ mau tak mau mereka akan disorot sebagai kepanjangan tangan kang Dedi, yang bekerja dibawah arahan beliau. Kalau gagal? Sebagai suksesor, mereka harus rela dibandingkan dengan Kang Dedi yang boleh dibilang terhitung sukses selama 2 periode pemerintahannya.

Jangan lupa pula, efek negatifnya pasangan ini akan terus disorot dan menjadi sasaran serangan ‘lawan-lawan’ Dedi Mulyadi yang terus merongrong dengan berbagai isu selama kepemimpinannya. Ada lumayan beragam isu yang membayangi, …soal pembayaran SILTAP yang tak kunjung direalisasikan, soal manajemen pembiayaan pembangunan yang gak balance neracanya, atau soal isu korupsi lainnya yang akan mewarnai hari-hari pemerintahan mereka.
Tapi, lupakan soal efek positif dan negatifnya. Yang jelas harus dilakukan adalah fokus bekerja. Segera merealisasikan janji-janji politik mereka, dan tentu memperbaiki apayang kurang dari warisan pemerintahan sebelumnya. Apa saja janji-janji politik mereka? Mari kita lihat dalam program yang mereka tawarkan, dengan nama Program 9 Langkah Melanjutkan Purwakarta Istimewa.
Berikut detailnya:
1) Pelayanan pendidikan harus terintegrasi dari mulai SD, SMP dan SMA berbasis pengajaran Al Qur’an dan Kitab Kuning.
2) Pelayanan kesehatan gratis dengan penyediaan satu ambulance, satu dokter, satu perawat dan satu bidan di setiap desa.
3) Pengembangan infrastruktur pertanian berupa irigasi, bendungan kecil dan besar. Produk pertanian, peternakan dan perikanan pun diasuransikan
4) Pengembangan desa berbasis produk unggulan dan pengembangan investasi yang dikelola BUMDES.
5) Optimalisasi pengembangan infrastruktur jalan dengan PJU berestetika, pengembangan bangunan pemerintah, mesjid, madrasah, majelis taklim dan rumah ibadah, serta pembangunan rumah rakyat miskin dan ruang terbuka hijau juga sport center di setiap desa.
6) Pengembangan pariwisata berbasis pedesaan melalui pembangunan kampung budaya dengan penyiapan sawah abadi dan sumber air abadi. Pembagian beras kualitas premium bagi warga miskin melalui ATM Beras.
7) Pengembangan pendidikan profesional bagi siswa di sekitar industri melalui program sekolah manajer setingkat S1 dan S2, juga program doktoral dengan beasiswa dari pemerintah daerah
8. Peningkatan kesejahteraan aparatur desa, RT, RW, linmas, guru ngaji, karang taruna, BPD, Bamusdes, imam mesjid, muadzin dan khatib melalui program asuransi kesehatan, kecelakaan kerja dan hari tua
9) Pengembangan iklim investasi melalui pengembangan pusat perizinan terpadu dengan pembangunan mal pelayanan publik yang berstandar nasional. Juga menumbuhkan UMKM melalui stimulus permodalan dan revitalisasi pasar tradisional.
Nah, semoga saja mereka bisa segera merealisasikannya dalam masa pemerintahan mereka selama 5 tahun ke depan. Saya, anda dan orang Purwakarta lainnya tentu sangat berharap mereka bisa membawa Purwakarta menjadi daerah yang semakin istimewa. Bukan Begitu?
Yuk kawal,.. kalau ada penyimpangan sampaikan kritik dengan santun, kalau ada yang bagus jangan ragu untuk memberi pujian. Setidaknya begitulah iklim hidup berdemokrasi yang baik.
Setuju?