Semalam di Casa D’Ladera

Kalau kamu cari penginapan di sekitaran Setiabudhi, Bandung yang asyik dengan budget minim, Casa d’Ladera bisa jadi alternatif pilihan hotel buat kamu.
Saya masih ingat, sejak jaman kuliah di UPI Bandung sekitaran tahun 2004-an, setiap kali pulang kuliah dan melewati hotel ini, mata saya tak lepas melirik ke hotel ini. Bukan apa-apa, saya ngekos di daerah Cipaku gituh, yang otomatis melewati hotel ini setiap pulang pergi kuliah.
Emang apa yang membuat hotel ini bikin saya penasaran? konsep hotelnya itu lho yang asyik dipandang. Desain bangunannya yang bergaya artdeco, membuat kesan hotel ala-ala eropa daerah mediteranian itu begitu terasa kental. Bentuk bangunannya jadi serasi dengan bentuk gedung Rektorat UPI yang bernama Isola Siliwangi yang ada didepannya. Termasuk juga bangunan rumah-rumah dosen disekitar gedung Isola tersebut.
Dulu saya sempat kepikiran, “suatu hari nanti, saya kudu mencoba nginep di hotel ini.”
Waktu berlalu, dan baru sekarang, setelah 12 tahun lulus kuliah dari UPI, saya berkesempatan nginep di hotel ini. Ini pun secara tak sengaja. Kebetulan anak saya 2 hari ini lagi ikut kejuaraan renang di kolam renang UPI.
Saya sendiri sebenarnya sudah gak inget akan keberadaan hotel ini, soalnya lama juga gak pernah main ke daerah ini. Penemuan kembali Casa d’Ladera saya temukan tak sengaja saat mencari hotel di sekitar UPI lewat aplikasi booking hotel. Saat muncul nama hotel ini, otak saya langsung menangkap memori akan hotel ini.

Di Aplikasi layanan booking hotel yang saya pakai, ternyata hotel ini tak masuk hotel yang ada bintangnya. Makanya harganya pun relatif miring. Saya bayar untuk kamar tipe standar saya hanya sekitar 230 ribuan. Murah banget yaa,…
Tentu saja, dengan harga segini, tak banyak ekspektasi lebih yang saya harapkan. Milih hotel ini hanya berdasarkan dua pertimbangan: ingatan akan rasa penasaran menginap di sini, dan lokasinya yang sangat dekat dengan tempat kejuaraan renang yang sedang diikuti anak saya.

Kesan pertama saat saya check ini dihotel ini adalah keramahan petugas hotelnya. Mereka sangat sopan saat kami sedikit rewel tanya-tanya ini itu soal fasilitas hotel.
Oh ya, hotel ini masih menerapkan adanya deposit money untuk kamar yang kita tempati. Gak gede sih, mereka minta ada uang yang dititipkan sebesar 100 ribu saja. Cuma yaa, kalian yang mau nginep disini, yaa siapin aja laah.
Casa d’ladera menyediakan tiga tipe kamar; standar, deluxe dan premium. Bedanya, kalau premium punya garasi sendiri buat parkir mobil kita, dimana kamar yang ditempati berada diatas garasi.
Sementara deluxe dan standar sebenarnya sama saja, cuma beda di lokasi yang lebih strategis. Saya yang mengambil standar kudu rada menuruni tangga dan rada terpencil untuk menuju lokasi kamar. Kalau Deluxe sih dekat-dekat ke lobi dan jalan utama. Soal harga, bedanya 100 ribu.

Cuma kalau menurut saya sih mending milih standar saja, cuma beda jalan dikit kok, tapi asyiknya punya teras kecil didepannya. Iya, di depan pintu ada kursi dan meja besi kecil untuk kita bercengkerama. Kalau yang saya lihat, di tipe Deluxe sepertinya tidak ada tuh.
Yang menarik dari landskap hotel ini adalah kamar-kamarnya yang tersebar jauh. Dengan kontur tanah yang landai, kamar-kamarnya tersebar jadi di bagian atas, dan sebagian dibawah. Jadi, disekitaran hotel ada banyak tangga-tangga kecil. Kalau kamu suka jogging, cukup mengelilingi hotel ini sudah lumayan berkeringat.
Saya sendiri mencoba keliling-keliling hotel ini saat pagi hari sambil menikmati segarnya udara Bandung. Saya yang mulai lupa udara dinginnya daerah Cipaku, jadi kembali merasakan memori 5 tahun hidup disini sebagai mahasiswa UPI. So refresing,…

Sayangnya hotel ini juga punya beberapa kekurangan,… ada beberapa catatan minus yang perlu diperhatikan lagi oleh manajemen hotel. Pertama, soal toiletries cuma disediakan sabun dan sampoo, gak ada sikat dan pasta gigi disini. Jadi kita kudu bawa sendiri kalau mau nginep disini.
kedua, soal kebersihan linen dan handuk. Beuh,… sarung bantal, seprai dan handuk terhitung kusam,..kalau gak mau dibilang kotor. Warna putihnya jadi terkesan broken white,… hahaha, putih kehitaman. Belum lagi gorden yang menutupi pintu,…kotor!
Yaah, dengan harga miring memang kita gak bisa ngarepin banyak hal, tapi kan apa salahnya soal kebersihan barang yang dipakai tamu bisa lebih diperhatikan?
So, kalau saya boleh ngasih reting dari 0 sampai 10, saya bakalan kasih angka 6. Lumayan laah,…