Sepetak Nirwana di Tepi Sungai Citumang

Apa yang kamu butuhkan untuk mengusir penat dari rutinitas harian yang menjemukan? sebuah tempat yang hening, sejuk, jauh dari kebisingan khas kota besar? Cobalah melipir sejenak ke HAU Citumang, Pangandaran. Resort di tepian sungai Citumang ini dijamin mampu menurunkan level stresmu.
Rintik air hujan di pagi buta itu berebutan mengetuk atap peti kemas dimana saya merebahkan badan selepas tadi malam tiba di HAU Citumang Eco Lodges. Denting ritmis guyuran air hujan seolah merayu untuk membuka mata dan segera beranjak dari tempat tidur. Suaranya terdengar nyaring karena tetesan air dari langit itu langsung menyentuh lempengan baja atap kontainer tanpa pengedap suara.
Kontainer? Iya, kamu tak salah baca. Di HAU Citumang ini kontainer peti kemas yang biasanya dipakai mengangkut beragam komoditas barang disulap menjadi hunian mewah sekelas kamar hotel berbintang.
HAU Citumang Eco Lodges adalah sebuah penginapan unik berkonsep glamping (glamour camping) yang memberi sensasi menginap di sebuah kotak peti kemas. Jangan khawatir, kontainer ini sudah dilengkapi dengan fasilitas standar hotel berbintang. Dua kasur empuk (single dan double size), televisi layar datar dengan saluran internasional, AC dan kamar mandi bershower yang dilengkapi air panas adalah fasilitas yang terinstal didalam peti kemas ini. Satu kamar peti kemas ini berkapasitas 3 orang. Yang unik, setiap kamar diberi quotes dari orang-orang ternama. Kamar saya kebetulan bertuliskan pesan dari JK Rowling, penulis best seller novel serial Harry Potter. Begini katanya, It is important to remember that we all have magic inside us.

Penginapan unik ini terletak persis di area finish wisata body rafting sungai Citumang, Pangandaran. Tepatnya di Desa Bojong, Dusun Sukamanah, Kecamatan Parigi, Pangandaran. Kalau main ke tempat ini memang paling asyik sekalian mencoba body rafting menyusuri sungai Citumang yang eksotis abis. Soal keseruan bermain body rafting nantilah aku ceritakan di postingan selanjutnya yaa…
Layar hape saya menunjukkan angka 06:30. Sebenarnya masih terlalu dini untuk beranjak dari tempat tidur yang empuk ini, terutama bagi pelancong yang memang berniat bermalas-malasan. Mencari me time…begitu istilah kekinian mah. Ah, tapi saya belum mengeksplore tempat ini, begitu hati ini berbisik. Katanya, pagi adalah saat yang tepat untuk menyeruput segarnya oksigen yang dihembuskan pohon-pohon besar yang ada disini. Oke, saya harus segera bangun!

Segera saya beranjak dari peraduan. Begitu tirai kontainer disibak, saya langsung disuguhi pemandangan yang menyegarkan, pohon rindang ditingkahi air sungai yang jernih kebiruan. Sinar mentari masih malu-malu berusaha menerobos lembar-lembar daun yang basah berselimutkan air hujan. Hari sebelumnya, saya memang check in sekitar pukul sepuluh malam sehingga view menakjubkan ini tak didapati sewaktu saya datang ke tempat ini.

Lucky me, hujan tak berlanjut memuntahkan airnya ke bumi. Ia seolah tahu kalau saya ingin segera menyusuri sisi-sisi eksotisme tempat ini. saya lantar bergeser membuka pintu kamar. Segera saja udara pagi menyeruak meliputi badan ini. Segar… Mari berolahraga pagi, sedikit jalan kaki sambil memotret sudut-sudut HAU Citumang Eco Lodges yang instagramable banget.

HAU Citumang memiliki sekitar 10 kamar kontainer dengan beragam warna dan ‘merk’ yang beda. Tadi malam, saat reservasi saya kebagian kamar nomor 5, sebuah kontainer bercat biru berlabel ‘Hanjin’. Deretan merk peti kemas lain tersedia juga disini. Evergreen, Maersk atau K’Line adalah sebagian nama lain yang disulap jadi kamar hotel. Entah kenapa, sejak kecil saya termasuk senang mengingat nama-nama perusahaan penyedia jasa pengangkutan peti kemas ini. Mungkin karena mobil-mobil truk pengangkut peti kemas itu sering wara wiri melintas di depan rumah orang tua saya.
Mari kita mulai cerita eksplorasi HAU Citumang ini dari bagian depan saja. Begitu memasuki area HAU Citumang, kita akan disambut dengan dua kontainer berwarna ceria. Kontainer kuning di sisi kiri adalah front office tempat mengurus reservasi hotel. Di sisi kanan, ada bangunan berwarna oranye bertuliskan Riverside Kitchen. Disini pihak HAU akan menjamu segala yang berhubungan dengan urusan perut. Desainnya terhitung simple, beberapa set meja makan terbuat dari kayu utuh membuat kesan alami pada interiornya.

Pemilik penginapan ini rupanya senang bermain-main dengan quotes. Seperti di kontainer kamar, di resto ini juga ada quote yang mungkin dimaksudkan sebagai aprodisiak selera makan pengunjung. People who like to eat are always the best people…. Cieee, ini mah bikin yang niat diet jadi gagal dong!!
Sesuai namanya, Riverside Kitchen berada disisi sungai Citumang. Saran saya, ketika makan ambil tempat duduk yang langsung menghadap ke sungai, sehingga kita bisa menikmati pemandangan jernihnya air sungai Citumang. Jangan lupa pula, ada bonus suara gemericik arus sungai yang menghantam batu-batu alami disana. Instumentalia alam tanpa jeda ini sensasinya so refreshing ….
Pagi itu saya disuguhi nasi goreng kuning cikur. Masakan sederhana memang, tapi bumbu cikur yang ditambahkan dalam nasi goreng ini lho yang bikin suprise. Sudah lama saya tak menemukan menu ini dikeseharian saya. kalau suka yang pedas-pedas, kita bisa menambahkan sambal kecap honje.

Mari beranjak menuju deretan kontainer yang disulap menjadi kamar-kamar hotel itu. Berjalan beberapa langkah kita akan menuju titian jembatan kayu yang menjadi penghubung antar kamar kontainer. Mungkin karena kontur tanahnya yang landai, atau supaya menimbulkan efek mengapung, kontainer-kontainer ini dipasang bak rumah panggung yang disangga dengan pilar-pilar beton. Dari beranda kamar kontainer, kita bisa memandang aliran sungai Citumang yang jernih jauh dibawah kamar.


Saya mencoba memperhatikan detail tata letak desain kontainer-kontainer ini. Unik karena ternyata tak ada satupun pohon yang ditebang. Pada beberapa sudut area HAU Citumang, kita bisa mendapati dari sela-sela jembatan kayu menyembul batang-batang pohon. Memang terkesan menghalangi akses jalan tapi dibanding nilai lebih dari keberadaannya, jelas lebih menguntungkan membiarkan pohon-pohon itu menjulang apa adanya. Lagipula pohon-pohon disini tergolong jenis tumbuhan langka. Pernah dengan pohon Cayur? Kiteja? Laban? Kamu bisa menemukannya disini.

Saya suka dengan kebijakan hotel ini yang tak membabat pohon-pohon disini. Menebang pohon itu mudah. Gak sampai sehari kita bisa menebang satu pohon. Tapi untuk menumbuhkannya hingga sebesar yang ada sekarang, butuh waktu berapa lama?
Dari awal kedatangan ke tempat ini, sebenarnya ada sedikit pertanyaan menyeruak, bagaimana caranya membawa kontainer-kontainer ini ke dalam daerah yang akses jalannya sempit? Kalau kamu pernah ke Citumang, kamu akan tahu kalau akses jalan ke tempat ini begitu sempit, bahkan hanya bisa dilalui oleh satu mobil kecil saja. Jadi rasanya gak mungkin ada truk kontainer masuk ke sini terus melempar kontainernya di lokasi HAU. Saya sudah tanyakan soal ini ke pihak HAU, tapi biar kamu penasaran, gak bakal saya kasih tahu jawabannya. Nanti tanyakan saja sendiri yaa…
Ditengah deretan kontainer-konteiner ada fasilitas tempat bersantai. Disini disediakan banyak kursi bantal yang super empuk (apa ya istilahnya?) untuk sekedar tiduran dibawah rimbunnya pohon, atau untuk bercengkerama bersama kerabat dan teman dekat. Asyik pokoknya mah!


Diujung kamar kontainer terakhir, kita diajak menuruni titian jembatan kayu ini. Jalan setapak beralas batu-batu koral kecil kemudian menjadi penuntun menuju beberapa fasilitas lain dari hotel ini. Tepat di tepi sungai ada pohon Kopo yang menyangga kursi ayun berwarna merah. Sweet swing, begitu tulisan diatasnya. Cobalah duduk disitu, berayun dan kemudian berfotolah. Dijamin ini akan menjadi foto ciamik untuk dipamerkan di akun medsos kita.

Sejurus beberapa langkah ke depan kita akan bertemu dengan bendungan sungai Citumang. Pengelola HAU Citumang cukup kreatif menyulap area ini menjadi wahana bermain air. Setidaknya disini disediakan perahu karet untuk leyeh-leyeh diatas air, atau kalau suka berenang kita bisa nyemplung di airnya yang jernih. Buat yang tidak bisa berenang pun disediakan pelampung. Jadi terserah kita, mau pilih bermain air seperti apa. Kalau pun tidak, kita bisa berfoto dengan latar belakang aliran arus air serupa air terjun buatan.

Oke, terus gimana caranya menuju ke tempat ini? paling gampang sih patokannya ya objek wisata Pangandaran. Jika berkendaraan sendiri dari arah Banjar, begitu memasuki area Pangandaran, bawa mobil putar arah menuju Cijulang. Lokasi Citumang berjarak sekitar 15 Km dari Pangandaran. Kalau ngetrip naik kendaraan umum mungkin rada repot. Saya sendiri berangkat ke tempat ini bareng teman-teman blogger dari Bandung dan Jakarta dengan menggunakan Kereta Api Serayu dan turun di Stasiun Banjar. Dari sini kita bisa charter mobil dengan biaya sekitar 500 ribuan. Kalau mau lebih hemat, katanya sih ada angkutan umum dari Banjar ke Pangandaran. Dari sini kita bisa menyambungnya dengan naik angkutan jurusan Cijulang dan dilanjutkan dengan ojeg menuju ke lokasi.
Penasaran mau coba sensasi menginap di HAU Citumang? Kamu bisa reservasi via aplikasi Traveloka atau menghubungi langsung ke tim marketingnya. kalau mau nanya-nanya secara personal, kamu bisa menghubungi nomor ini 081320120999. Ratenya? Untuk weekday dikenakan tariff 750 ribu/hari dan weekend 1 juta/hari.
Yuk ah,.. lesgoh!!!
Aahh lesgoh kita cuzz ke sanah lagi gais!
Masih pengen menikmati suasana pagi yang berembun sampai ubun2, cezzzz…
Pokoke Mari Maget di HAU Citumang
iyaa, kurang lama ya teh,..hehe
wah nama-nama peti kemas itu aku ga tahu lho. Kalo nama kursi empuk itu bean bag=)
Waaah, itu dia,..bean bag yaa mbak, hehehe
yuk ah kesana lagi.
aku masih ingin bermain main
kemon,…berangkatttt