Sumpah Sampah
Sejarah
hari ini, tepat 85 tahun yang lalu, para pemuda Indonesia mengikrarkan sumpah sebagai representasi semangat mereka untuk mengobarkan semangat nasionalisme mereka demi terwujudnya satu negara bernama ‘Indonesia’. Terbukti, semangat yang keluar dari ‘makna’ sumpah pemuda tersebut menjadi energi yang membawa sejarah perjuangan pada titik kulminasinya, proklamasi kemerdekaan bangsa Indonesia.
Masih ingat dong apa isi Sumpah Pemuda tersebut? baiklah, sekedar mengingatkan diri sendiri dan teman-teman sekalian yang mungkin sudah sedikit lupa apa isi Sumpah Pemuda tersebut, berikut ini saya tuliskan isi ikrar para pemuda tersebut :
Kami Putera dan Puteri Indonesia, mengaku bertumpah darah satu, tanah Indonesia
Kami putera dan puteri Indonesia, mengaku berbangsa satu, Bangsa Indonesia
Kami Putera dan Puteri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, Bahasa Indonesia.
Terkini
Sekarang mari kita lihat kondisi saat ini, Masih adakah semangat Sumpah Pemuda tersebut? kalau pertanyaan tersebut ditujukan pada saya, saya sendiri akan menjawab ragu terhadap spirit Sumpah Pemuda tersebut.
Secara kebangsaan, saya melihat sudah banyak terjadi perpecahan di masyakarat. Sejatinya, bangsa kita adalah bangsa persatuan, tapi mengapa ego kesukuan, agama, bahkan golongan tertentu bisa dengan mudahnya menindas pihak lain yang berbeda? Mengapa harus ada pertumpahan darah yang terjadi hanya karena persoalan sepele? Haruskah kita ‘dijajah’ bangsa lain terlebih dahulu hanya untuk mengingatkan bahwa kita adalah satu?
Secara individual, saya melihat sudah sangat sedikit sekali orang yang memiliki integritas tinggi terhadap bangsanya. Alih-alih mengabdikan diri, memberikan prestasi kepada bangsanya, yang ada adalah krisis moral,..gejala menggerogoti bangsanya sendiri. Korupsi, kolusi dan suap menyuap sudah menjadi budaya bangsa tercinta ini. Lihatlah pemberitaan di televisi, koran ataupun internet. Berapa banyak porsi pemberitaan tentang korupsi? saya pikir hampir 40 persen isinya pasti tentang kasus korupsi. Saya bahkan boleh berprediksi bahwa tingkat ‘rame’ nya berita korupsi hampir setara dengan berita gosip-gosip selebriti di infotainment.
Apa itu Sumpah?
Sejatinya, apa itu sumpah? definisi yang saya peroleh setelah googling sana sini menuliskan bahwa Sumpah adalah (1) pernyataan yg diucapkan secara resmi dng bersaksi kpd Tuhan atau kpd sesuatu yg dianggap suci (untuk menguatkan kebenaran dan kesungguhannya dsb); (2). Pernyataan disertai tekad melakukan sesuatu untuk menguatkan kebenarannya atau berani menderita sesuatu kalau pernyataan itu tidak benar. Berkaca pada definisi tersebut, sumpah memiliki makna yang sangat dalam sekali, derajatnya lebih tinggi dari sekedar janji. Bayangkan ketikan kita bersumpah kita melibatkan Tuhan sebagai saksi kita. Konsekuensi yang sayang besar sekali apabila melanggarnya, mengingat dengan sumpah kita berjanji kepada tuhan akan mematuhi apa yang kita ucapkan dalam sumpah tersebut. Pantaslah kiranya Tuhan sangat melaknat orang yang melanggar sumpahnya, ataupun melakukan sumpah palsu.
Ironisnya, realita yang ada sekarang menunjukan gejala krisis moral yang akut. Entah karena tidak faham arti sumpah tersebut, ataupun memang sudah tidak peduli terhadap konsekuensi yang dibebannya, banyak orang yang melanggar sumpah mereka. Pejabat yang korupsi, Hakim yang dengan mudahnya disuap, Anggota Dewan yang kongkalikong menggerogoti uang rakyat?? apa kabarnya mereka? bukankah mereka sudah disumpah sebelum memegang jabatannya? mengucapkan janji tepat dibawah kitab suci agamanya untuk menjaga integritas mereka?
Sedih rasanya jika melihat realita tersebut. Apakah mereka tidak cukup pintar bahwa sumpah yang mereka ucapkan adalah tembok yang harusnya menjadi penghalang mereka ketika terbersit godaan untuk berbuat korupsi, dan bukannya menjadi jembatan yang memfasilitasi mereka untuk memperkaya diri mereka sendiri? tanpa peduli konsekuensi yang akan ditanggung oleh mereka ataupun rakyat yang makin sengsara akibat perbuatan mereka?
Ketika semua itu terjadi, tak ada lagi yang namanya sumpah suci sebagaimana para pendahulu kita saat 85 tahun lalu. Yang ada saat ini adalah sumpah sampah, sumpah yang hanya manis diucapkan, busuk dihati dan menjadi sampah ketika dilakukan.
Ini hanya renungan, semoga saya dan teman-teman tidak tergoda oleh tingkah selebrasi koruptor menggerogoti uang negara. Mau dibawa kemana negeri ini?